Sengkang, Si Manusia Laut di Torosiaje

Avatar

BAJAUINDONESIA.COM : Gorontalo – Desa Torosiaje merupakan perkampungan suku Bajau yang berada di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo. Perkampungan ini ada sejak tahun 1901 dimana sebelum itu hanya ada beberapa Rumah yang dibangun untuk dijadikan tempat persinggahan dalam perjalanan melaut orang Bajau.

Menurut sejarah yang sering diceritakan turun-temurun bahwa tempat atau Pulau ini ditemukan oleh seorang yang bergelar Haji dan sering dipanggil Aji. Di Pulau ini ia sering berlabuh dibagian ujung Pulau sampai ia mendirikan sebuah Rumah. Sehingga para nelayan lainpun terpanggil untuk membangun Rumah-rumah seperti yang dilakukan si Aji. Karena Aji telah bermukim di bagian ujung Pulau, orang-orangpuun sering menyebutnya ‘toro si Aji’.

  •  
BACA JUGA:  Ketua DPD POSBI Wakatobi Kutuk Pelaku Pembacokan Zukni oleh OTK hingga Alami 60 Jahitan di Bagian Kepala dan Lengan

Toro adalah bahasa Bajau yang artinya ‘ujung’, dan ‘si’ menunjukkan kepunyaan. Sedangkan Aji adalah ia yang telah bermukim diujung Pulau ini. Seiring berjalannya waktu kata dari ‘toro si Aji’ pun berubah pelafalan menjadi ‘TOROSIAJE’ dan kemudian diresmikan menjadi sebuah perkampungan.

Di Torosiaje pernah lahir seorang bayi laki-laki yang kononnya kelahiran bayi tersebut bertepatan dengan atraksi akrobat di air laut. Setelah bayi tersebut berusia lebih dari 4 tahun, ia sering mandi di air laut dalam waktu yang cukup lama. Hingga setiap harinya ia semakin tak ingin naik ke Rumah lagi. Hal ini terjadi sampai ia beranjak dewasa. Dia adalah Sengkang.

Sengkang tumbuh menjadi seorang pria yang bisu dan tidak ingin bergaul dengan teman-temannya kecuali dengan laut. Sesekali orang tua Sengkang berusaha membawa ia naik ke rumah, namun usaha itu sering juga gagal. Sejak hidup betah di dalam air laut, Sengkang pun tak mau berpakayan. Terkadang ini menjadi candaan teman-teman sebayanya.

BACA JUGA:  H.Muhammad Ali, Sang Legenda Sepak Bola Pagerungan Kecil
Photo: Sengkang dan kayu tempat ia beristrahat.

Menginjak usia yang semakin tua (antara 35-38 tahun), Sengkang menjadi Objek terkenal untuk para pengunjung yang berdatangan ke Torosiaje. Mereka tertarik karena mendengar banyak cerita tentang seorang Sengkang yang kononnya adalah manusia lumut.

Sebagian orang pun mengatakan bahwa tubuh Sengkang bersisik bak putra duyung. Karena tak mau mati penasaran, orang-orangpun berdatangan untuk mencari kebenaran dari cerita yang mereka dengar. Sebenarnya Tubuh Sengkang bukanlah berlumut atau bersisik. Hanya saja karena puluhan tahun hidup di dalam air laut, kulitnyapun mengalami luka-luka karena volume “pulp” (semacam jaringan pembuluh darah) sangat menurun. Selain itu, tubuhnya pun sudah lama dan sering disengat oleh larva yang mengakibatkan kondisi ruam pada kulit. Inilah yang sekilas terlihat seperti sisik dan berlumut.

Pada situasi dan kondisinya saat itu. Sengkang adalah perenang nomor satu di Torosiaje. Bahkan mungkin di dunia. Karena seumur hidupnya ia berada di dalam air laut dan berenang mengelilingi laut Torosiaje. Sengkang yang semasa hidupnya terus menjadi objek dan boleh dikatakan icon Torosiaje, sering mendapat kunjungan dari berbagai wisatawan. Akan tetapi sampai saat ini tak satupun gambar Sengkang nampak di internet.

BACA JUGA:  Masjid Darussalam Masjid Pertama Pagerungan Kecil di Bangun Oleh Daeng Fatubu

Pada tahun 2000, Sengkang menghembuskan nafas terakhirnya di dalam air laut. Menurut Duata/Sandro, Selama ini ada Roh laut yang mendiami tubuh Sengkang sehingga ia mampu bertahan hidup di dalam air selama hidupnya. Ia pun meninggal karena Roh tersebut telah keluar dari tubuh Sengkang.

error: Content is protected !!