LAMA’ Dalam Bahasa Bajau Layar, Bisa Juga Maknanya Berlayar

Prabu Siliwangi

Bajauindonesia.com – LAMA’ Secara harfiah LAMA’ Dalam Bahasa Bajau Bermakna Layar (noun) dan Sekaligus juga Bermakna Berlayar (verb).

Dalam Kaitannya Dengan kegiatan mencari Nafkah, LAMA’ adalah bagian dari profesi masyarakat Bajau, suatu perjuangan keras yang memerlukan kondisi kesehatan prima dan jenis perahu yang memadai karena dalam pelaksanaan LAMA’ semua awak perahu akan menghadapi ganasnya gelombang laut dan terpaan badai samudera.

Masih ada lagi persiapan yang tidak kalah pentingnya dalam melaksanakan LAMA’ yaitu: Perbekalan selama dalam perjalanan dan pengetahuan navigasi.

PALAMA’ di kalangan masyarakat Bajau saat ini sudah akrab dengan deru mesin penggerak perahu yang mereka gunakan untuk membawa mereka ke tempat tujuan, jauh berbeda dengan Palama’ yang menjalani profesi ini sekitar setengah abad lalu, mereka mengendalikan perahu layar (tanpa mesin) hanya mengandalkan hembusan angin.

BACA JUGA:  Erni Bajau: Hampir Semua Orang (di Jakarta) Tidak Mengenal Suku Bajau

Secara logika, perahu yang digerakkan oleh angin, baru bisa bergerak apabila angin berhembus dari buritan. Namun ternyata tidak demikian bagi para PALAMA’ Mereka memiliki teknik pelayaran yang luar biasa, mereka sanggup menggerakkan perahu untuk membawa mereka ke arah tujuan, tidak masalah angin bertiup dari sisi manapun.

Inilah teknik pelayaran yang dikenal oleh masyarakat Bajau di Indonesia:

BACA JUGA:  Erni Bajau: Pulau Pasudor, Akan dikosongkan? Desa Bajau nan Indah yang Tak Ada dalam Pencarian Google

Lallai-Turo’ Berlayar dalam posisi hembusan angin dari arah belakang perahu. Berlayar saat hembusan angin seperti ini ibarat angin surga yang sangat digemari palama’ karena perahu dapat melaju tampa hambatan berarti.

Lallai-Bilo’ Berlayar dalam posisi hembusan angin dari arah samping kiri atau samping kanan perahu.

Lallai-Sambah, Berlayar dalam posisi hembusan angin dari arah sedikit menyamping. Angin berhembus dari arah barat daya atau tenggara, sementara perahu bergerak laju menuju arah utara.

Lallai-Tatadahang, Berlayar dalam posisi zig-zag karena hembusan angin dari arah depan perahu. Berlayar dalam kondisi seperti ini jarak tempuh ke tujuan menjadi semakin jauh dan juga memerlukan waktu yang lebih lama. Kondisi pelayaran seperti ini dianggap kurang bersahabat namun tetap harus dijalani.

BACA JUGA:  RUMAH PANGGUNG SUKU BAJO YANG HAMPIR PUNAH DI KEPULAUAN SAPEKEN

Sumber : FB Zulkifli Azir Editor : Prabu Siliwangi

error: Content is protected !!