Oleh : Tison Sahabuddin Bungin
Bajau Indonesia: Dayung dan sonar. Anda tentu pernah mendengar nama Sound Navigation And Ranging (Sonar) bukan? Suatu alat yang digunakan untuk mendeteksi kedalaman laut, mendeteksi objek benda di dasar laut dan mendeteksi objek sekitar secara horizontal melalui perambatan suara.
Leonardo Da Vinci dalam catatannya pernah menulis seperti ini “Dengan menempatkan ujung pipa yang panjang di dalam laut dan ujung lainnya di telinga Anda, maka Anda dapat mendengarkan kapal-kapal laut di kejauhan”. Catatan ini dibuat pada tahun 1490 M.
- Ikan Buntal bagi Suku Bajau untuk Vitalitas Laki-Laki hingga dapat Mematikan
- Erni Bajau: Hampir Semua Orang di Jakarta Tidak Mengenal Suku Bajau
- Suku Bajau Menyelam Hingga 70 Meter Tanpa Alat Bantu Karena Memiliki Gen Khusus
Diyakini sebagai tahun ditemukannya SONAR, tapi eitss! Jika kita lihat pelayaran Laksmana Zheng He (Cheng Ho) pada 1421 M, parade armada kapal pun sudah dapat mendeteksi kedalaman karang untuk menghindari tabrakan sehingga menyebabkan kapal karam. Perkembangan militer untuk kepentingan intelijen di berbagai negara telah memodifikasi Sonar lebih canggih lagi kini.
Namun tahu kah kita bahwa pelaut nusantara kita yakni orang Bajau/Bajo telah lama menerapkan Sonar manual temuan mereka? Pada saat merintis Museum Nelayan, tak ada satu bagian perahu pun yang tidak saya investigasi (investigasi sejarah) dalam ekspedisi dan dialog bersama tetua-tetua nelayan di berbagai pulau kecil.
Orang Bajau menggunakan dayung untuk mendeteksi laut, dayung digunakan dengan cara diketuk, ditempel di telinga dan bagian paling ujung dicelup ke laut, dengan demikian para nelayan dapat mengestimasi kedalaman. Lalu pada malam gelap gulita, tak sekedar dayung, yang lebih mengagetkan dan mengagumkan saya adalah baik kapal berukuran besar hingga berukuran perahu kecil, nelayan senior merasakan ada getaran naik dari pijakan (dudukan) hingga tengkuk, bulu-bulu merinding yang berarti sedang berada di atas dasar laut dangkal. Wow, amazing. Namun tak semua bisa mendeteksi perasa peka seperti ini. Bangga jadi nelayan Nusantara!