Bajauindonesia: Salah satu upaya yang dilakukan Erni Bajau untuk memotivasi anak-anak suku Sama (Bajau) agar bersekolah adalah dengan memberikan pemahaman tentang konsep pendidikan, atau tentang sekolah, segala hal berkaitan dengan yang dihadapi saat bersekolah, hal-hal yang dilakukan sejak masuk sekolah, atau sejak masuk dunia pendidikan ke tingkat selanjutnya, kendala-kendala, dan cara menghadapinya.
Dia memberikan pemahaman kepada orang-orang tua yang tidak mau menyekolahkan anaknya, mengimbau kepada orang-orang tua agar mengajarkan anak-anak mereka menggunakan Bahasa Bajau sebagai bahasa pertama. Menanamkan rasa bangga dan percaya diri sebagai orang Bajau (imbas dari deskriminasi).
Baca juga: Suku Bajau Termasuk 5 Suku di Dunia yang Memiliki Kemampuan Super
Baca juga: Erni Bajo Dinda Sama Berjuang untuk Pendidikan Lebih Baik
Kegiatan tersebut dia lakukan dengan menggunakan pendekatan kearifan lokal suku Sama (yang kita kenal sebagai suku Bajo). Dia berdoalog interaktif dengan masyarakat suku Sama (Bajo) dengan menggunakan Bahasa Sama (Bajo) mulai dari awal sampai akhir kegitan.
Kegiatan tersebut dia lakukan di tiga desa Bajo yang ada di kecamatan Lasusua, yakni : Desa Sulaho, Desa Lawata, dan Desa Pitulua. Kecamatan Lasusua berada di Kabupaten Kolaka Utara Propinsi Sulawesi Tenggara.
Antusiasme warga setempat terlihat sangat baik dan terkesan sangat gembira menyambut kedatangannya. Karena selama ini belum pernah ada hal serupa yang dilakukan orang-orang sebelum dia, dengan cara berdialo menggunakan bahasa Bajo. Demikian pengakuan warga desa setempat.
Kurang lebih tiga jam Erni Bajau berdialog bersama mereka itu pun serasa belum cukup bagi warga Desa Sulaho karena semakin banyak warga yang berdatangan dan mengajukan pertanyaan. Warga Bajau yang datang dari melaut pun langsung datang ke Balai Desa dengan kondisi masih memegang dayung, pakaian yang masih basah, masih memegang ikan hasil tangkapan melaut. Sebelumnya dia berdialog dengan masyarakat di rumah penduduk sebelum berpindah ke balai desa, karena semakin banyak warga desa yang berdatangan sehingga rumah warga tidak dapat menampung warga yang membludak.
“Potret kehidupan suku Sama (Bajo) di tiga desa ini adalah banyak anak-anak yang begitu tamat SD langsung berhenti sekolah dan ikut melaut menemani orang tua mencari nafkah, baik anak laki-laki maupun anak perempuan. Di Desa Lawata hanya terdapat satu orang laki-laki yang tamat SMA (tamat 2014) dan selanjutnya menganggur dengan alasan tidak ada biaya untuk kuliah. Banyak yang kawin di bawah umur, dan anak-anak Bajo yang tidak mau lagi memggunakan bahasa Bajo, bahkan tidak mengakui dirinya sebagai suku Bajo. Tetapi lebih memilih mengakui diri sebagai orang Bugis (Suku Mayoritas di Kecamatan Lasusua). Sebenarnya ornag Bajau adalah orang-orang yang penuh semangat, cerdas (kecerdasan anak-anak Bajo ditandai dengan dominasi juara-juara kelas tempat mereka sekolah), ramah, menerima perubahan, tapi mereka butuh diberi informasi, fasilitas, dan uluran tangan Pemerintah”Ungkap Erni
“Ucapan terimasih saya yang tak terhingga kepada Bapak Bupati Kolaka Utara Rusda Mahmud, yang begitu peduli terhadap kondisi pendidikan di daerah Kolaka Utara sehingga mengundang saya untuk bertemu dengan saudara-saudara saya Orang Bajo di tiga desa tersebut. Semoga upaya yang dilakukan Bupati Kolaka Utara Bapak Rusda Mahmud dapat dilakukan oleh para Bupati yang ada di Sulawesi Tenggara khususnya, dan juga dilakukan oleh para kepala daerah yang ada di Indonesia umumnya, mengingat Suku Sama (Bajo) tersebar di seluruh pelosok Nusantara dari Sabang sampai Merauke, dan secara global tersebar di beberapa negara tetangga, seperti Johor, Burma, Filipina, dan lain sebagainya” Harapan Erni Bajau