BAJAUINDONESIA.COM: Pulau Kera Pagi ini, Senin 25 November 2019. Lihat pepohonan di belakang siswa-siswi yang berbaris itu. Setelah apel pagi ini selesai, anak-anak Kelas 1 dan 2 akan menuju ke pohon tepat di belakang mereka untuk memulai kegiatan belajar-mengajar.
Siswa kelas 3 menggunakan ruangan dari bilik bambu seukuran kamar kos (kurang lebih 3×3 m), sementera kelas 4 menggunakan teras masjid.
Sebentar lagi hujan, mereka akan berkumpul dan belajar bersama di dalam masjid.
Apakah pembelajarannya efektif? Mereka tak butuh semua itu. Yang terpenting bagi mereka adalah bisa mendapatkan ijazah.
Sudah belasan genarasi Bajau (Suku Sama/Orang Bajo) di atas meraka melakukan hal yang sama, namun mereka tak memiliki ijazah, karena jalur pendidikan mereka bersifat nonformal.
Baca Juga:
- Pulang Sekolah, Kami Berenang Membelah Laut Menuju Rumah, Kami Butuh Jembatan
- GARIS KETURUNAN (NASAB) MASYARAKAT BAJAU INDONESIA: Bukti Nyata Kearifan Lokal
- Erni Bajau: ODIS Bajo Cikal Bakal Organisasi Perempuan Suku Bajau Pertama di Indonesia
- Sengkang Manusia Laut di Torosiaje
- Tradisi dan Makna-Makna Simbolik BUSANA ADAT MASYARAKAT BAJAU INDONESIA
- Erni Bajau Melakukan Sosialisasi Pentingnya Pendidikan ke Desa Bajau Sulaho Kabupaten Kolaka Utara
- Duata Mandi Mayah: Titual Pengobatan Alternatif Suku Bajau
- BUDAYA ANIMISME DAN DINAMISME MASIH KENTAL PADA MASYARAKAT BAJAU TOROSIAJE
- Suku Bajau Membuat Lapangan Futsal di Atas laut
- MAKNA: SIKARIMANANG, SIKAMASEANG, SIKATUTUANG, SIPAKARISSA, SITUTULOH
Tepatnya dua tahun lalu, kami menggabungkan mereka dengan sekolah kami di MIN Kupang Kelurahan Sulamu, Mereka tetap bersekolah di Pulau tersebut karena memang kami beda pulau, Sulit rasanya, namun setidaknya mereka bisa mendapatkan ijazah layaknya anak-anak lainnya. Bisa dibayangkan betapa bahagianya orang tua mereka disana, ketika mendengar niat baik kami ini.
Sayangnya, mereka selalu hidup dalam kekewatiran. Isu tentang Penggusuran mereka dan Pulau Kera akan dijadikan sebagai tempat Kasino (tempat perjudian) menjadi ancaman serius bagi mereka.
Entah sampai kapan mereka bisa mempertahankan diri di pulau itu.
Selamat hari guru untuk ketiga guru kami di sana. Menjanjikan kalian akhirat, itu masih terlalu jauh. Namun membuat kalian tetap bertahan hidup dengan dana BOS secukupnya, hanya itu yang bisa kami berikan saat ini.