BAJAUINDONESIA.COM-Sapeken adalah sebuah kecamatan di Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Wilayah ini terletak di bagian paling ujung . Uniknya, penduduk di Kepulauan Sapeken ini berbahasa Sulawesi (bahasanya: bahasa Bajau, bahasa Mandar dan sebagian kecil berbahasa Bugis) bukan berbahasa Madura karena dalam sejarahnya orang Sulawesi yang menemukan kepulauan ini. Begitu juga dengan kultur budaya sangat berbeda dengan budaya Madura, rata-rata suku yang ada di Kepulauan Sapeken (Kecamatan Sapeken) Suku Bajau, suku Mandar dan suku Bugis. Kepulauan Sapeken ini terletak di sebelah utara Bali.
Nama sapeken hingga dewasa ini masih dalam kontroversi. Ada versi yang mengaitkan asal kata sapeken dengan kata se-pekan, merujuk pada sebuah cerita tentang para pendatang yang bersinggah selama satu pekan (seminggu; 7 hari).
Namun, versi ini mengandung kelemahan karena tidak menyebutkan dari mana asal para pendatang itu sehingga mereka sampai di pulau mungil nan elok yang telah menjadi ibu kota kecamatan paling timur di Kabupaten Sumenep ini.
Versi lain, dan cukup jelas adalah cerita yang mengaitkan nama sapeken dengan cerita tenggelamnya sebuah bahtera sejumlah pelaut yang berlayar dari Sulawesi. Mereka lalu terdampar ke pantai sebuah pulau yang akhirnya mereka beri nama sapeken (bahasa Sama Bajau: si-pakkan), artinya yang tenggelam.
Para pelaut dari Sulawesi tersebut adalah suku Bajau Sulawesi Selatan. Penggal cerita ini menjadi petunjuk yang mendekati kebenaran historis untuk menemukan asal-usul penduduk asli kepulauan Sapeken, yang memang secara etnik berasal dari suku-suku di Sulawesi Selatan. Yaitu, Bugis, Mandar dan Bajau.
Nama Pulau di Kecamatan Sapeken yang Berawalan S
Nama pulau-pulau yang terhimpun ke dalam wilayah Kecamatan Sapeken yang berjumlah 53 pulau, sebagian besar memiliki kemiripin. Yakni, berawalan s-a. Seperti sa-dulang, Sa-tabok, Sa-ular, Sa-larangan, Sa-buntan, Sa-pangkur, Sa-ur, Sa-ibus, Sa-panjang, Sa-seel, dan Sa-kala. Hal ini cukup menguatkan secara historis terjadinya penyebaran penduduk yang sistematis dan terencana dari pulau induknya.
Meskipun pulau mana di antara pulau-pulau itu yang pertamakali didiami masih belum begitu jelas. Namun, awalan sa yang sebetulnya berasal dari kata si lebih merupakan hasil dari fenomena linguistik.
Saya menduga telah terjadi transliterasi, atau penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain sehingga pelafalan si-pakkandalam bahasa Sama-Bajau berubah menjadi sa-peken karena adanya tekanan pengaruh secara dialektis dari aksen (logat) orang Madura yang datang menyusul. Orang-orang Madura ini dominan berprofesi selaku tenaga pendidik formal dan aparatur pemangku kepentingan di Sapeken. Hal ini adalah fenomena kebahasaan yang lazim dan dapat dijelaskan secara grmatikal.
Meskipun kepulauan Sapeken secara administratif kewilayahan disebut Kecamatan Sapeken dan berada di bawah rentang kendali pemerintah Kabupaten Sumenep, bahasa sehari-hari penduduknya bukan bahasa Madura, melainkan bahasa Mandar dan sebagian besarnya berbahasa Sama-Bajau.
Secara dialek masyarakat Sapeken umumnya menyebut bahasa Sama-Bajau ini dalam pelafalan same. Yakni, orang same (bahasa Sapeken: aha same).
Bahasa resmi suku Bajau adalah Sama-Bajau. Secara etimologi, Sama-Bajau berasal dari kata samah dan digunakan oleh masyarakat di wilayah-wilayah Kalimantan bagian utara dan bagian timur Indonesia, Sabah (salah satu negara bagian Malaysia), dan kepulauan bagian selatan Filipina.
Nama asli bahasa ini adalah Sinamah. Kata Sinamah adalah kata yang berasal dari akar kata Samah yang merujuk kepada suku bangsa Samah. Kata Samah kemudian mendapatkan sisipan ‘-in-‘ sehingga menjadi Sinamah.
Dalam Sinamah, Bahasa Samah (Bajau) sisipan -in-, apabila diimbuhkan kepada Kata Nama, akan berarti ‘kepunyaan’. Justru itu, masyarakat Samah menamakan bahasa mereka sebagai Sinamah karena bahasa tersebut adalah bahasa kepunyaan mereka. Berkenaan dengan perkataan ‘Bajau’ yang juga dirujuk kepada suku bangsa dan bahasa yang sama yaitu Bahasa dan Bangsa Samah, belum dipastikan tentang asal-usul kewujudannya. Namun demikian, perkataan Bajau berasal dari Indonesia. Dalam bahasa Indonesia juga terdapat kata tersebut. Yang pasti kata “Bajau” berasal dari hasil proses pelunakan bunyi atau sebutan perkataan Badjoe, ejaan lama bahasa Indonesia. (Wikipedia Indoneia).
Bahasa Bajau adalah sebutan untuk bahasa yang digunakan oleh masyarakat Suku Bajau terutama di wilayah pesisir kepulauan Indonesia bagian timur.