Mantan Atlet Dayung Nasional berprestasi telah mengumpulkan 48 medali yakni 36 medali emas, 8 medali perunggu, dan 4 medali perak dialah Abdul Razak. Seorang warga masyarakat Bajau di Kecamatan Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Diketahui, saat ini ia berprofesi sebagai nelayan setelah sekian banyak meraih prestasi dan mengharumkan nama Sulawesi Tenggara di berbagai ajang olahraga baik tingkat nasional maupun internasional.
Dikutip dari media Tribunnews Sultra, melalui sambungan telepon, Abdul Razak mengatakan awal karirnya sebagai Atlet Dayung Nasional bermula saat ia mengikuti kompetisi tahun 1987 silam.
“Ya saat itu saya mewakili Wakatobi untuk persiapan pada ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) di Kabupaten Kolaka,” kata Razak, Jumat (6/8/2021).
Kesempatan itu, Razak berhasil menyumbangkan 3 medali emas untuk Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), kemudian ia kembali menyumbangkan 3 medali emas pada Kejuaraan Nasional Dayung di Semarang tahun 1989 silam.
Tak sampai di situ, perjalanan karir Razak terus meroket usai menjadi delegasi Indonesia pada ajang Sea Games Malaysia tahun 1989.
“Ya saat itu saya berhasil mendapatkan 4 medali emas pada sayap 1 jarak 500 dan sayap 2 jarak 500, sayap 2 jarak 1000 dan sayap 4 jarak 1000,” ujarnya.
Karena capaian itu ia kemudian masuk dalam kontingen Indonesia untuk berlaga di ajang Asian Games di Beijing pada 1990.
Mengetahui warganya yang telah mengharumkan nama bangsa baik di tingkat Nasional maupun Internasional Bupati Wakatobi, Haliana, mengaku sedih dan prihatin dengan keadaan Abdul Razak yang saat ini di masa tuanya hidup menjadi nelayan kecil
Dikutip dari media Faktasultra.id, Haliana mengungkapkan “Saya sangat sedih dengan keadaan beliau. Selama ini saya baru memberikan ala kadarnya secara pribadi. Dan karena saya baru 40 hari menjabat (Bupati) memang belum ada yang diberikan Pemda secara khusus,” kata Haliana kepada kompas.com melalui pesan pendeknya, Jumat (13/8/2021).
Haliana mengaku di tahun 2015, ia telah berkomunikasi dengan Abdul Razak tentang kemajuan olah raga dayung di Wakatobi.
“Kami biasa panggil pak Razak Mola karena berasal dari desa Mola. Banyak cerita beliau. Suka dan duka, pengalaman dan cita-cita beliau untuk kemajuan olah raga dayung di daerah dan Indonesia,” ujarnya.
“Sejak beliau menjadi pelatih dayung di PPLP Kota Kendari dulu, saya sudah minta agar beliau, (bila) saya jadi bupati pak Razak Mola harus balik ke Wakatobi untuk menjadi pelatih dayung di Wakatobi. Sayang sekali 2015 saya kalah pilkada,” ucap Haliana.
Menurutnya ada beberapa alasan terkait Abdul Razak yakni olah raga dayung di Indonesia menjadi terkenal karena prestasinya baik nasional maupun internasional sehingga dayung seharusnya menjadi olah raga ikon Wakatobi.
“kedua, banyak atlit Wakatobi berprestasi (termasuk anak beliau) yang saat ini menjadi atlit propinsi lain yang dulu direkrut dan dilatih oleh pak Razak Mola. Ketiga yang utama kehidupan beliau dan keluarga yang memprihatinkan padahal sudah sangat berjasa mengharumkan nama daerah, bangsa dan bangsa,” imbuhnya.
GOR Dayung Wakatobi
Untuk mewujudkan impian Abdul RAzak, Haliana telah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak baik propinsi dan pemerintah pusat meminta agar Kabupaten Wakatobi dibantu sarana olah raga berupa stadion (GOR) dayung, perahu , dayung dan asrama untuk anak yang dilatih .
Pada bulan Juni 2021, Bupati Wakatobi, Haliana bersama seorang Kabid Dispora Sulawesi Tenggara, Jamal, ke Jakarta ke Kemenpora menyampaikan agar dibantu mendirikan GOR dayung di Wakatobi, dan Kemenpora menyutujui Wakatobi akan didirikan GOR Dayung yang representative di tahun 2022 kedepan.
“Setelah itu langsung juga saya kabari Pak Razak, mohon doa semoga tidak ada halangan agar cita-cita kami berdua untuk mengembangkan olah raga dayung di Wakatobi baik prestasi maupun prestisex dapat terwujud dan olah raga dayung menjadi kebanggaan masyarakat Wakatobi,” kata Haliana.
Ia menambahkan, dengan adanya GOR Dayung, Wakatobi bisa melahirkan atlet dayung professional yang siap mengharumkan nama daerah dan Indonesia.
“Intinya, dayung harus menjadi olah raga ikon Wakatob, atlet dayung nusantara yang berprestasi harus terlahir dari Wakatobi dan dayung harus mampu membawa kesejahteraan dan harapan hidup yang lebih baik,” ujarnya.
“Terkhusus agar pak Razak Mola dapat selalu berkarya dan kami bisa memberi kebahagiaan, kebanggaan dan penghidupan yang layak kepada beliau dan keluarga.Sekali lagi kami sangat mengharapkan perhatian dan bantuan pemerintah pusat (Menpora RI) untuk mewujudkan cita-cita kami dan cita-cita pak Razak begitu pula untuk cabang olahraga yang lain,” ucap Haliana.
Telah banyak medali yang diperolehnya dari berbagai kejuaraan baik tingkat nasional maupun internasional seperti Sea Games dan Olimpiade di Spanyol tahun 1992.
Artikel di atas dirilis ulang dari TribunnewsSultra.com: https://sultra.tribunnews.com/2021/08/06/sosok-abdul-rajak-mantan-atlet-dayung-nasional-asal-wakatobi-yang-kini-jadi-nelayan.
Dan Faktasultra.id https://faktasultra.id/2021/08/15/atlet-dayung-nasional-jadi-nelayan-bupati-wakatobi-sedih-dan-membantu-secara-pribadi/berita-terkini/13991/13/10/10/admin/