Novel “Manusia Perahu Terakhir” Karya Erni Bajau Diluncurkan di Atas Kapal Dibuka oleh Wakil Menteri ATR BPN RI

Avatar

Novel Manusia Perahu Terakhir karya Erni Bajau  diluncurkan  di atas kapal Cantika Lestari yang membawa Rombongan Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional (ATR BPN) saat hendak menghadiri Acara Gugus Tugas Reforma Agraria Summit 2022 (GTRA SUMMIT 2022) di Wakatobi, pada Senin malam, 7 Juni 2022.

banner 325x300

 Peluncuran Novel “Manusia Perahu Terakhir” Karya Erni Bajau Dibuka oleh Surya Tjandra Wakil Menteri ATR BPN RI

Pihak kementerian ATR BPN RI memberi ruang dan dukungan terhadap peluncuran novel Manusia Perahu Terakhir pada Acara Sarasehan Poros Maritim dengan mengangkat tema: Mengarungi Bahtera Reforma Agraria Menuju GTRA Summit 2022 untuk Kesejahteraan Masyarakat Pesisir dan Kepulauan. 

“Sungguh kehormatan luar biasa bagi saya sehingga saya kehabisan kata-kata selain ucapan terima kasih tak terhingga kepada pihak Kementerian ATR BPN yang memberikan saya ruang dan kesempatan untuk meluncurkan novel MPTdi atas kapal Cantika ini, khususnya kepada Pak Surya Tjandra Wakil Menteri ATR BPN sungguh kehormatan luar biasa untuk saya karena beliau sudi Membuka Acara Launching novel saya” Ucap Erni Bajau yang diketahui sebagai pendiri sekaligus Ketua Umum organisasi masyarakat Bajau terbesar di Indonesi yakni Persatuan Orang Sama Bajau Indonesia yang disingkat POSBI juga sebagai President Bajau Foundation (Yayasan Bajau Sama Padakauang) yang keduanya beralamat kantor di Jakarta Pusat.

BACA JUGA:  H.M.Ali Pagerungan kecil dan H.Ali daeng sandre Sapeken

Peluncuran novel karya Erni Bajau tersebut dirasa pas dengan moment Sarasehan Poros Maritim yang digelar di atas kapal karena novel Manusia Perahu Terakhir bercerita tentang kehidupan masyarakat Bajau tempo dulu yang dikenal sebagai pengembara laut dan tinggal di atas perahu diberi atap yang disebut soppe’.

Novel Manusia Perahu Terakhir bercerita tentang sejarah kehidupan masyarakat Bajau (baca: Bajo) mulai saat masih tinggal di dalam perahu soppe’ dan hidup berpindah-pindah hingga hidup menetap dengan mendirikan rumah seperti saat ini. Meski sudah tinggal di atas rumah, namun rumah tersebut masih tetap berdiri di atas air dengan tiang-tiang pancang yang kokoh sebagai penyangganya, juga mendirikan rumah di bibir pantai, atau di pulau-pulau kecil yang tersebar di hampir semenanjung Indonesia bahkan semenanjung dan laut  Asia. Konon, nenek moyang orang Bajau yang  ada di Wakatobi dahulu kala juga tinggal di atas perahu soppe’.

Wakatobi merupakan akronim dari 4 pulau yang dulu dikenal sebagai Pulau Tukang Besi ini yakni Wang-wangi, Kaledupa, Tomia, Binongko. Orang Bajau tersebar di 5 desa di Kecamatan Wangi-Wangi Selatan (Mola Raya) , 3 Desa di Kaledupa, dan 1 desa di Tomia, sedangkan di Binongko tidak terdapat desa Bajau meski terdapat beberapa orang Bajau tinggal di sana karena akibat kawin-mawin atau karena pekerjaan. 

BACA JUGA:  Tradisi Bajo Kepulauan Sapeken, Sumenep(Madura) Jawa Timur

“”Novel Manusia Perahu Terakhir memperkenalkan kita pada satu suku pengelana laut di perairan Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Untuk Indonesia mereka adalah bukti hidup untuk bangsa ini yang katanya bangsa pelaut. Membaca buku ini akan memberi kita gambaran nyata bagaimana kehidupan mereka, dalam kesederhanaan dan kegetiran yang mereka alami sehari-hari. Memahami kehidupan orang Bajau memberi kita landasan untuk kita membayangkan bagaimana negeri maritim Indonesia dikembangkan di masa mendatang” Kata Wamen ATR BPN Surya Tjandra saat membuka peluncuran novel Manusia Perahu Terakhir.

 

Acara Sarasehan Poros Maritim di atas kapal Cantika Lestari yang bertolak dari Pelabuhan Nusantara Kendari menuju Wakatobi tidak hanya membawa Rombongan Kementerian ATR BPN, tetapi juga membawa Rombongan Kementerian lainnya, membawa rombongan Bupati, Wakil Bupati, Walikota, dan Wakil Walokota, serta para pegawai  Kantor Wilayah dari berbagai wilayah di Indonesia.

BACA JUGA:  Erni Bajau Mengajak Pemuda dan Masyarakat Bajau Milenial Menjadi Jurnalis di Media Bajauindonesia.com

Dari judulnya, Manusia Perahu Terakhir(MPT) karya perdana Erni Bajau ini sudah memikat hati yang mendengarnya bahkan mengundang rasa penasaran pembaca sehingga dalam dua hari pascapeluncuran di atas kapal, novel MPT  langsung terpesan 2000 eksemplar lebih dan kebanyakan pemesan adalah peserta GTRA Summit Wakatobi 8-10 Juni 2022  dimana Acara GTRA dihadiri langsung oleh Pak Jokowi Presiden RI untuk memberikan Sertifikat Tanah pada masyarakat Bajau yang ada di Wakatobi.

Bagi Anda yang juga penasaran dengan cerita novel Manusia Perahu Terakhir dapat memesan langsung secara online DI SINI

error: Content is protected !!
× Chat Redaksi