Cerita Yamin Harun Pemuda Suku Bajau yang Ke Amerika Berkat Prestasinya di Sekolah

Avatar
Yamin Harun (Paling Kiri) Foto dari Facebook Yamin Harun

Bajau Indonesia: “Gantungkan cita-cita mu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang.” Masih ingat dengan ungkapan Bapak Soekarno ini? Itulah yang dialami Yamin Harun 13 tahun lalu. Pemuda suku Bajau dari Desa Bungingkela Kec.Bungku Selatan, Kab.Morowali,, Provinsi Sulawesi Tengah.

Jangankan untuk pergi ke luar negeri seperti Amerika Serikat atau Jepang, menginjakkan kaki ke kota Kendari pun sudah merupakan pencapaian luar biasa baginya. Rasanya ia hanya akan menyimpan mimpinya untuk bisa ke negeri-negeri besar itu mengingat kondisi keluarganya yang jauh dari kata hidup berkecukupan.

Namun, Tuhan adalah Sang Maha Pengatur Skenario hidup manusia, siapa nyana, pemuda suku Bajau dari keluarga kurang mampu ini berhasil masuk sekolah SMA Muhammadiyah Kendari berkat semangat dan mimpinya yang terus bersemayam dalam setiap tarikan nafasnya. Termasuk menginjakkan kaki di negeri Paman Sam dan Negeri Bunga Sakura.

Cerita Yamin berawal dari sekolahnya saat itu di SMA MUHAMMADIYAH Kendari 2006 Silam. Saat di kelas 1 SMA,program International Youth Leadership Program (IYLP) masuk ke sekolahnya. Sedikit pun tidak ada keinginan Yamin untuk ikut seleksi karena dia sudah mempertimbangkan biaya dan ongkos yang akan dia tanggung ketika dia nantinya lolos pada Program IYLP tersebut. Namun, atas motivasi guru-gurunya, serta peran guru bahasa Inggrisnya yang menyuruhnya agar ikut tes, membuat hati Yamin tergerak untuk ikut seleksi. Hasilnya, dari 200 peserta siswa/siswi SMA Muhammadiyah Kendari, yang ikut tes interen sekolah, Yamin langsung masuk dalam 8 besar.

Indonesian Youth Leadership Program (IYLP) adalah sebuah inisiatif yang disponsori oleh Departemen Luar Negeri untuk mempromosikan pemahaman, pembinaan persahabatan dan membantu kaum muda Indonesia dan Amerika Serikat untuk mempelajari lebih lanjut tentang satu sama lain. Program ini dikelola oleh Legacy internasional di AS dan CCEI di Indonesia yang bekerjasama dengan Public Affairs Office, Kedubes AS di Jakarta. Program ini telah ada selama lebih dari lima tahun dan telah mengirim siswa dari sekolah umum, pesantren, sekolah swasta dan Kristen untuk menghabiskan waktu sebulan di Amerika Serikat, tinggal dengan keluarga Amerika (dua minggu) dan pergi ke berkemah dengan pemuda-pemudi lainnya (dua minggu). Peserta dipilih dengan melalui proses aplikasi yang ketat dan wawancara. Sejak program ini dimulai, berbagai kelompok siswa telah terpilih mewakili lebih dari 20 propinsi dari seluruh Nusantara.

BACA JUGA:  Meluruskan Jalan, Menghadirkan Keadilan

Sedikit pun tidak ada keinginan Yamin untuk ikut seleksi karena dia sudah mempertimbangkan biaya dan ongkos yang akan dia tanggung ketika dia nantinya lolos pada Program IYLP tersebut. Namun, atas motivasi guru-gurunya, serta peran guru bahasa Inggrisnya yang menyuruhnya agar ikut tes, membuat hati Yamin tergerak untuk ikut seleksi. Hasilnya, dari 200 peserta siswa/siswi SMA Muhammadiyah Kendari, yang ikut tes interen sekolah, Yamin langsung masuk dalam 8 besar.

Baca juga: Duata Mandi Mayah Ritual Pengobatan Alternatif Suku Bajau

Baca juga: Erni Bajau Melakukan Sosialisasi Pentingnya Pendidikan ke Desa Bajau Sulaho Kabupaten Kolaka Utara

Baca juga: Kapal Suku Bajau Bernegara Asing Tangkap Ikan di Perairan Indonesia Tidak Titenggelamkan

Baca juga: Suku Bajau Termasuk 5 Suku di Dunia yang Memiliki Kemampuan Super

Baca juga: Erni Bajo Dinda Sama Berjuang untuk Pendidikan Lebih Baik

Baca juga: Asal-usul Orang Bajau Penamaan Bajo dan Bajau, serta Pemertahanan Bahasa Bajau (Kajian Sosiolingistik)

Tidak hanya sampai di situ, tes per tes masih harus Yamin lalui. Kedelapan orang yang tersebut harus mengisi biodata dan menjawab berbagai pertanyaan dari pihak Emmbassy Jakarta yang materinya seputran program IYLP. Puluhan pertanyaan yang harus dijawab maksimal 250 kata. Biodata dan isian pertanyaan yang telah dijawab tersebut lalu di kirim ke Jakarta Jakarta untuk diseleksi lagi menjadi 4 besar. Yamin masuk 4 besar, yang kemudian ia mengikuti seleksi lagi sampai menyisakan dua orang. Seleksi untuk medapatkan 2 orang nama yang lolos program IYLP dilaksanakan di salah satu hotel di Kota Kendari. Yamin lolos 2 besar, dia urutan kedua di atas nama kakak kelasnya bernama Fitriani.

BACA JUGA:  Ketum POSBI, Erni Bajau Ajukan 7 Usulan DIM dalam RUU Kesehatan ke Kemenkes RI untuk Masyarakat Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, dan Masyarakat Perairan Laut

Untuk mendampingi siswa-siswa di Prorgam IYLP, guru-guru bahasa Inggris pun ternyata diseleksi, dan guru Bahasa Inggri Yamin pun lolos seleksi. Pak La Ode Usaha, S.Pd., M.Pd.

Singkat cerita, setelah persiapan semuanya siap, mulai dari budaya Tarian Lariangi dan Lulo Baleba yang ditampilkan, Yamin dan siswa-siswi dari sekolah lain yang lolos seleksi pun berangkat ke Surabaya. Di Surabaya, Yasmin dan teman-teman serta guru pendamping mengurus visa, selama lima hari di Surabaya lalu kembali lagi ke Kota Kendari untuk mengurus paspor.

Perjalanan Yamin ke negeri Paman Sam pun dimulai. Mengawali rute perjalan, dari Bandara Halu Oleo Kendari, transit ke Bandara Hasanuddin Makasar kemudian ke Jakarta. Selama tiga hari di Jakarta bergabung dengan 34 siswa-siswi yang mewakili provinsi mereka. Ke-34 siswa-siswi tersebut hanya didampingi 5 orang guru, salah satunya adalah guru bahasa Inggris Yamin di SMA Muhammadiyah Kendari. Kelima Guru tersebut terdiri dari 3 Guru Bhasa Inggris, 1 Guru Matematika, dan 1 Guru Bhsa Arab, yang kesemuanya fasih bahasa Inggris.

Perjalanan ke luar negeri pun dimulai. Dari Jakarta ke Singapura (bermalam 1 malam), subuh jam 5 beranjak ke bandara di Singapura, menuju Jepang selama 6 jam lebih. Lalu dari Jepang, melanjutkan perjalanan dengan bus menuju ke Mineapolish. Dari Mineapolish terbang ke Amerika kurang lebih 3 jam.

“Foto atau dokumentasi selama perjalanan, saya tidak punya karena saya tidak punya kamera atau hp. Saya melihat foto-foto saya bersama teman seperjalanan itu pun dari situs Situs IYLP (Indonesian Youth Leadership Program)” cerita Yamin via chat WhatsApp ke redaksi Bajau Indonesia.

Yamin Harun (Dilingkaran Hijau)

Yamin yang bernama lengkap Yamin Harun ini pun tibalah di Amerika Serikat. Agenda per agenda mereka lalui bersama rombongan IYLP dari Indonesia. Agenda tersebut artara lain: meteri tentang kepempinan,diskusi dengan remaja dan pelajar Amerika, presentasi Budaya, dan mengunjungi situs-situs budaya.

BACA JUGA:  Ketua Umum POSBI Diundang Kementerian ATR BPN dalam FGD Membahas Hak Sertifikat Tanah Masyarakat Bajau

Doi’ da sseng tikka ma toaku missa Kak. (emoticon menangis) aku na ma pore’ ne, bo tangisang na ne ele’ umma’ ku baka ambe’ku. Nia’ olo na, na patuhu’ je je ya tabea. Kito’ sikali ya likka’ ma aku ele’ talau na (emoticon menangis)” (Uang se-sen pun dari orang tuaku tidak ada kak (emoticon menangis). Bahkan sewaktu akan berangkat, ibu dan ayahku menangis, seakan mau ikut serta menyertaiku karena takut melepaskan kepergianku-red). Cerita haru Yamin Harun dalam bahasa Bajau kepada redaksi.

Yamin Harun saat di Virginia, ketika akan menampilkan kesenian dan budaya daerah masing-masing
(Hayo Cari, Yamin di mana, heheheh-red)

Saat ini, tahun 2019. Tak terasa 13 tahun telah berlalu, Pemuda suku Bajau kelahiran Bungingkela, 15 Desember 1988 ini telah menyelesaikan sarjananya. Sesuai cita-citanya ingin menjadi guru bahsa Inggris seperti gurunya Pak La Ode Usaha, Yamin Harun kini bergelar S.Pd., dan menjadi guru honorer di SMA NEGERI 1 Bungku Selatan, Kec.Bungku Selatan, Kab.Morowali,, Provinsi Sulawesi Tengah.

Gambar mungkin berisi: 3 orang
Harun Yamin kini. Guru Bahasa Inggris Pasti siswanya betah diajar Pak Yamin, Gurunya cakep sih..hehehe
Foto dari Facebook Yamin Harun


Nah,, foto yang ini pasti di Kampung Bajau desa Bungingkela hehehe. Kampung halaman Pak Yamin:
foto dari Facebook Yamin Harun

Demikian cerita sosok inspiratif suku Bajau kali ini, sukses selalu Pak Guru Yamin Harun. Semoga anak-anak Bajau dan pemuda-pemudi Bajau mengikuti jejakmu nanti. Aamiin (EB)

error: Content is protected !!